fk@fk.uns.ac.id +62 271 664178

Pengabdian Masyarakat Universitas Sebelas Maret Surakarta yang disebut dengan Tim FIGHT TOMCAT (FUN INTEGRATED CONTROLLING PROGRAM FOR TOMCAT)


Pada hari Sabtu, 13 April 2019,  Tim PKM Pengabdian Masyarakat Universitas Sebelas Maret Surakarta yang disebut dengan Tim FIGHT TOMCAT (FUN INTEGRATED CONTROLLING PROGRAM FOR TOMCAT) diketuai oleh Muh Nazir Lathif (Kedokteran) dan beranggotakan 4 mahasiswi dari perpaduan berbagai program studi terdiri dari Natasyha Advaita (Farmasi), Sha Lisa Indriyani (Kedokteran), Alifiati Saifira Salma (Agroteknologi), dan Isnaeni Pauline Fisabilillah (Biologi) telah melaksanakan Pembukaan Program dan Pelaksanaan Kegiatan Tomcat Screening di Pondok Pesantren Daarul Qur’an, Karanganyar. Pada kegiatan ini dilakukan screening awal  untuk mengetahui seberapa banyak santri yang menderita dermatitis akibat tomcat. Screening dilakukan oleh dokter spesialis kulit dan kelamin (SpKK).

Kegiatan ini diikuti oleh santri dan para ustadz di pondok pesantren. Kegiatan ini juga turut menghadirkan dr. Paramasari Dirgahayu, PhD. dan Ketua Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI) Surakarta dimaksudkan untuk menghimbau para santri beserta para ustadz untuk lebih peduli dengan kesehatan dan kebersihan tubuh serta lingkungan guna mencegah terinfeksinya para santri dan ustadz akibat tomcat.

Dalam sambutannya, Kepala Bagian Pendidikan Pondok Pesantren Daarul Qur’an juga turut menjelaskan bahwa di lingkungan Pondok Pesantren Daarul Qur’an diserang banyak populasi tomcat dan banyak santri yang juga terinfeksi tomcat. Sehingga, pada kesempatan ini juga dikenalkan beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan dalam serangkaian program FIGHT TOMCAT oleh Tim PKM-M bersama Dosen Pembimbing  dr. Paramasari Dirgahayu, PhD. Diharapkan program FIGHT TOMCAT ini dapat membantu para santri dan ustadz untuk mengobati infeksi akibat tomcat dan mencegah invasi tomcat masuk ke dalam lingkungan pondok pesantren.

Pada sesi sharing dengan para santri, diketahui bahwa masih banyak santri yang tidak mengerti mengenai tomcat dan infeksi yang disebabkannya, dan dari hasil screening pemeriksaan yang dilakukan oleh para dokter spesialis kulit, diketahui bahwa banyak santri terinfeksi tomcat dan belum ditangani dengan baik. Sebagai tindaklanjut dari kegiatan screening, tepatnya pada hari Sabtu dan Minggu, 20 dan 21 April 2019, dilakukan kegiatan (Tokcer) Tomcat Challenge Reorienta-tionand Understanding, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada penghuni ponpes akan penyakit dermatitis akibat tomcat, meliputi penyebab, manifestasi klinis, komplikasi, penatalaksanaan terapi dan pencegahan penyakit. Kegiatan yang dilakukan meliputi presentasi dan diskusi interaktif antara para santri dan Fight Tomcat Team. Selain itu, para santri diajak untuk bermain Tomcat Ladder (sejenis ular tangga), flashcard, serta role play card box sebagai media edukasi mengenai tomcat dan habitatnya serta penyakit dermatitis akibat tomcat meliputi penyebab, manifestasi klinis, komplikasi, penatalaksanaan terapi dan pencegahan penyakit, sehingga para santri diharapkan dapat memahami sosialisasi dan edukasi yang diberikan dengan sangat mudah dan dengan cara pembelajaran yang menyenangkan.

Pada hari Minggu, 28 April 2019, tim Fight Tomcat melakukan kegiatan Just Do It dimana tim Fight Tomcat dan para santri beserta ustadz bergotong royong untuk melakukan pemasangan berbagai kelengkapan seperti pemasangan lampu LED di luar pondok sehingga tomcat akan lebih tertarik berada di luar daripada masuk ke pondok akibat adanya cahaya yang lebih terang di luar pondok serta melakukan pemasangan jaring-jaring pada setiap kamar sebagai upaya untuk melindungi agar serangga tomcat tidak masuk ke dalam wilayah pondok.

Setelah itu juga dilakukan kegiatan Good Bye Tomcat pada tanggal 30 April dan 1 Mei 2019 yang berupaya untuk menghilangkan masalah akibat dermatitis tomcat. Kegiatan yang dilakukan meliputi pemberian terapi yang sesuai oleh dokter spesialis kulit dan kelamin,  dan konseling, informasi, edukasi (KIE) mengenai cara pengobatan yang tepat dan efektif. Pada kegiatan ini juga dibagikan obat topical yaitu Mometasone furoate 0,1% 5g dan Betamethasone valerate untuk mengobati dermatitis venenata yang diakibatkan oleh tomcat.

Pada hari Jumat, 24 Mei 2019 tim Tight Tomcat turut mengundang Dinas Kesehatan untuk memberikan penyuluhan, sosialisasi, dan edukasi lebih lanjut terhadap santri dan para ustadz mengenai dermatitis venenata yang dapat diakibatkan oleh tomcat dan tanggal 25 Mei 2019 dilakukan penutupan program FIGHT TOMCAT. Diharapkan rangkaian kegiatan yang diadakan oleh Tim PKM-M dapat mengatasi permasalahan tomcat beserat infeksinya di Pondok Pesantren Daarul Quran.