• 
• 
• 
• 

 

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Nomor 20 Tahun 2003, pasal 50 ayat (6) tentang otonomi perguruan tinggi, mengamanatkan bahwa perguruan tinggi harus melakukan pengawasan secara internal atas pendidikan tinggi yang diselenggarakannya. Ketentuan tersebut dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN-Dikti) yang mewajibkan struktur pengawasan horisontal di setiap satuan pendidikan dengan menerapkan sistem penjaminan mutu pendidikan. Sistem penjaminan mutu pendidikan tersebut bertujuan agar satuan pendidikan dapat memenuhi atau melampaui Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN-Dikti). Sistem penjaminan mutu mencakup proses penerapan, pelaksanaan, evaluasi, pengendalian, dan peningkatan standar mutu perguruan tinggi secara konsisten dan berkelanjutan sehingga pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal memperoleh kepuasan.

Secara umum dapat dikemukan bahwa yang dimaksud dengan penjaminan mutu adalah penerapan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi, dan peningkatan standar mutu perguruan tinggi secara konsisten dan berkelanjutan (continuous improvement/kaizen), sehingga stakeholders, baik internal maupun eksternal, memperoleh kepuasan. Suatu perguruan tinggi dinyatakan bermutu apabila: (1) perguruan tinggi mampu menetapkan dan mewujudkan visinya; (2) perguruan tinggi mampu menjabarkan visinya ke dalam sejumlah standar dan standar turunan; (3) perguruan tinggi mampu menerapkan, mengendalikan, dan mengembangkan sejumlah standar dan standar turunan untuk memenuhi kebutuhan stakeholders.

Agar pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (FK UNS) bermutu, maka FK UNS harus menetapkan, melaksanakan, mengevaluasi pelaksanaan, mengendalikan, dan meningkatkan standar mutu pendidikan dalam suatu sistem yang disebut Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI), untuk menjamin mutu pendidikan tinggi yang diselenggarakannya. FK UNS akan selalu meningkatkan mutu secara terus-menerus (Continuous Quality Improvement), sehingga menjadikan mutu sebagai budaya dalam setiap kegiatan dan proses yang dilakukan oleh segenap sivitas akademika FK UNS. Salah satu aspek adalah peningkatan mutu di bidang pendidikan, yang harus menjadi pemicu semangat dalam segala bentuk kegiatan akademik di FK UNS. Untuk mampu menjadi yang terbaik dan berbudaya mutu, FK UNS harus melakukan perbaikan manajemen tata kelola di bidang akademik maupun non akademik, khususnya pada bidang pendidikan dan pembelajaran, bidang penelitian, bidang pengabdian kepada masyarakat serta manajemen tata kelola penyelenggaraannya.

(Kamis, 25/3/2021) FK UNS mengadakan Workshop Penguatan Sistem Penjaminan Mutu Fakultas dan Program Studi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret secara daring. Acara ini dihadiri oleh Dekan FK UNS, Wakil Dekan Akademik, Riset dan Kemahasiswaan, Wakil Dekan SDM, Keuangan dan Logistik, Tim Unit Penjaminan Mutu (UPM), Ketua Gugus Kendali Mutu Program Studi, Koordinator SPMI Program Studi, Koordinator SPME Program Studi, Koordinator Monev dan Audit Mutu Program Studi, serta partisipan lainnya.

Dr. Wonny Ahmad Ridwan, M.M
Kepala Divisi Kajian dan Pengembangan SDM P2SDM LPPM IPB

Dr. Maftuchah Rochmanti, dr., M.Kes
Ketua SPM FK UNAIR

Acara dimulai pukul 13.00 WIB dibuka oleh Ketua UPM FK UNS Vitri Widyaningsih, dr., M.S, Ph.D dan dilanjutkan dengan sambutan Dekan FK UNS Prof. Dr. Reviono, dr., Sp.P(K). Acara workshop ini menghadirkan dua narasumber: yang pertama memberi materi yaitu: Kepala Divisi Kajian dan Pengembangan SDM P2SDM LPPM IPB Dr. Wonny Ahmad Ridwan, M.M dengan materi yang diberikan ‘Pengembangan Budaya Mutu dengan Evaluasi Diri’ dan Pemateri kedua: Dr. Maftuchah Rochmanti, dr., M.Kes Ketua SPM FK UNAIR materi yang diberikan ‘Implementasi SPMI pada prodi kesehatan/kedokteran’. Selesai kedua narasumber memberi materi dilanjutkan diskusi tanya jawab. Pukul 15.10 WIB acara selesai ditutup oleh Paramasari Dirgahayu, dr., Ph.D Wakil Dekan Akademik, Riset, dan Kemahasiswaan FK UNS.

HUMAS FK UNS: Ari Kusbiyanto