fk@fk.uns.ac.id +62 271 664178

Pertemuan Presiden Jokowi dengan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) Bertempat di FK UNS


 

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) hari Senin (13/9/2021) melakukan serangkaian kegiatan kepresidenan di wilayah Solo Raya. Kegiatan Jokowi dimulai dengan meninjau Vaksinasi Covid-19 yang diadakan oleh Badan Intelijen Negara (BIN) di SMK Negeri 3 Klaten dan Vaksinasi door to door terhadap masyarakat di Dukuh Ngledok, Desa Segaran, Kabupaten Klaten.

Setelah dari Kabupaten Klaten, Jokowi melanjutkan acara tinjauan vaksinasi di Kabupaten Sukoharjo. Ada 2 lokasi yang dikunjungi Jokowi yaitu vaksinasi door to door di Desa Ngabeyan Kabupaten Sukoharjo dan di SMAN Negeri 1 Kartasura, Kabupaten Sukoharjo.

Selanjutnya Presiden Jokowi melanjutkan agenda kepresidenan menuju ke Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta untuk memberikan pengarahan dalam pertemuan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) yang bertempat di auditorium Fakultas Kedokteran (FK).

Acara yang berlangsung secara hybrid ini diikuti oleh Rektor Perguruan Tinggi Negeri di seluruh Indonesia dengan 35 peserta hadir secara luring dan 50an peserta yang hadir secara daring.

Rektor UNS, Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum yang juga sebagai Ketua Umum MRPTNI dalam laporannya menyampaikan soal perkembangan terkini aktivitas perkuliahan di perguruan tinggi negeri selama pandemi Covid-19.

“Pandemi Covid-19 di Indonesia telah berangsur-angsur membaik. Hal ini terlihat dari indikator penurunan kasus hingga keterpakaian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) di rumah sakit. Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, anggota MRPTNI di awal semester ini sepakat melakukan uji coba PTM,” ujar Prof. Jamal dikutip dari uns.ac.id.

Ia menerangkan, diberlakukannya uji coba PTM di sejumlah perguruan tinggi negeri didasarkan pada prinsip bersyarat dan bertahap. Kedua prinsip ini terus digaungkan Prof. Jamal kepada para rektor perguruan tinggi negeri sejak bulan Februari lalu.

Alasannya, Prof. Jamal tidak ingin dibukanya aktivitas perkuliahan di kampus secara tatap muka menyebabkan klaster penularan SARS-CoV-2. Oleh sebab itu, kapasitas ruang perkuliahan hanya boleh diisi maksimal 30 persen saja dan mahasiswa yang diperkenankan hadir mengikuti PTM harus sudah tervaksinasi Covid-19.

“Meskipun ada beberapa perguruan tinggi yang belum melakukan uji coba PTM, karena alasan situasi dan kondisi daerah setempat yang masih berstatus rawan terhadap penularan Covid-19 atau berada di level 4,” tambah Prof. Jamal.

Di akhir laporannya, Prof Jamal menyampaikan rasa terima kasih kepada Presiden Jokowi yang telah menyempatkan waktu di sela-sela kesibukannya untuk menghadiri acara MRPTNI di UNS.

Mengutip dari kanal Youtube Sekretariat Presiden, dalam pengarahannya Presiden Jokowi mengatakan bahwa revolusi industri 4.0, disrubsi teknologi, pandemi ini mempercepat gelombang besar perubahan dunia. Sehingga yang terjadi adalah ketidakpastian yang tinggi oleh sebab itu pendidikan tinggi harus memfasilitasi mahasiswa untuk mengembangkan talentanya dan merubah pola-pola lama yang saatnya untuk kita tinggal.

“Jangan mahasiswa itu dipagari oleh terlalu banyak program-program studi di fakultas”, kata Presiden Jokowi.

Selanjutnya, Presiden Jokowi meminta universitas memfasilitasi sebesar-besarnya pada mahasiswa untuk mengembangkan talentanya yang belum tentu sesuai dengan pilihan program studi, jurusan atau fakultas karena orang bisa berkarier yang jauh dari ilmu di ijazahnya.

Beliau mencontohkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang menempuh S1 di Teknik Fisika Nuklir namun setelah lulus kuliah bekerja di perbankan hingga meraih posisi tertinggi sebagai Direktur Bank Mandiri dan akhirnya sekarang menduduki jabatan sebagai Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Sehingga menurut Presiden Jokowi, mestinya sejak menempuh pendidikan S1 bakat-bakat itu difasilitasi karena ketidakpastian global yang menuntut mahasiswa lebih memahami banyak bidang keilmuan. Mahasiswa tak perlu untuk pindah program studi untuk mengejar bakat dan minatnya, namun universitas diharapkan bisa memberikan kesempatan untuk mengambil kuliah sesuai talentanya dengan memperbanyak mata kuliah pilihan.

“Berikan mahasiswa kemerdekaan untuk belajar. Belajar kepada siapa saja, belajar kepada praktisi, belajar kepada industri karena sebagian besar nanti akan menjadi praktisi. Itulah esensi Merdeka Belajar, dimana mahasiswa merdeka untuk belajar. Dan kampus juga memperoleh kemerdekaan untuk berinovasi,” ujar Presiden.

Selain menghadiri pertemuan dengan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia, Presiden Jokowi juga menyempatkan meninjau langsung kegiatan Perkuliahan Tatap Muka yang berlangsung di Fakultas Kedokteran.

Setelah pertemuan dengan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia, Presiden Jokowi menuju ke Base Ops Lanud Adi Soemarmo untuk langsung bertolak menuju Jakarta dengan pesawat kepresidenan.

Turut hadir mendampingi Presiden dalam pertemuan tersebut, Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, Rektor Universitas Sebelas Maret selaku Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH, M.Hum dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

 

HUMAS FK UNS: Muh. Abu Dawud