Perubahan Status Endemi, Epidemi atau Pandemi? Bersiap Hidup Berdampingan Dengan Covid-19
Dikutip dari, (Itjen Kemendikbud Jakarta) – Dengan merebaknya wabah Coronavirus Dissease 2019 (Covid-19), masyarakat kini diperkenalkan dengan istilah yang ada dalam ilmu epidemiologi. Masyarakat kini sering membaca beberapa istilah yang muncul terkait pola suatu penyakit, di antaranya adalah endemi, epidemi, dan pandemi.
Sering kali masyarakat salah dalam menggunakan ketiga istilah tersebut. Sesungguhnya, terdapat perbedaan definisi di antara istilah tersebut.
Endemi adalah penyakit yang berjangkit di suatu daerah atau pada suatu golongan masyarakat. Endemi merupakan keadaan atau kemunculan suatu penyakit yang konstan atau penyakit tersebut biasa ada di dalam suatu populasi atau area geografis tertentu. Contoh penyakit endemi di Indonesia adalah malaria dan demam berdarah dengue (DBD).
Epidemi adalah penyakit menular yang berjangkit dengan cepat di daerah yang luas dan menimbulkan banyak korban. Peningkatan angka penyakit di atas normal yang biasanya terjadi secara tiba-tiba pada populasi suatu di area geografis tertentu. Contoh penyakit yang pernah menjadi epidemi adalah virus Ebola di Republik Demokratik Kongo (DRC) pada 2019, Avian Influenza/flu burung (H5N1) di Indonesia pada 2012, dan SARS di 2003.
Pandemi adalah wabah yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi daerah geografis yang luas. Pandemi merupakan epidemi yang menyebar hampir di seluruh negara atau benua, biasanya mengenai banyak orang. Contoh penyakit yang menjadi pandemi adalah Coronavirus disease 2019 (Covid-19).
Berkaitan dengan situasi pandemi COVID-19 di Indonesia. Menurut Kemenkes, sejak akhir Februari lalu, jumlah kasus konfirmasi positif COVID-19 dan positivity rate di kota-kota besar yang padat penduduknya terus mengalami penurunan. Tingkat keterisian RS COVID-19 di Jawa dan luar Jawa juga masih terkendali.
Menuju endemi, Pemerintah pelan-pelan melakukan pelonggaran mobilitas masyarakat selama masa transisi menuju endemi COVID-19. Pemerintah memutuskan untuk meniadakan syarat hasil negatif tes antigen maupun PCR bagi para pelaku perjalanan domestik. Kebijakan ini berlaku bagi semua roda transportasi baik darat, laut maupun udara. Tidak hanya itu, seiring upaya menuju transisi endemi, seluruh kompetisi olahraga juga telah diizinkan untuk dihadiri penonton dengan syarat sudah vaksinasi booster dan wajib menggunakan aplikasi Peduli lindungi untuk check in.
Dikutip dari Indonesia baik.id: Presiden Joko Widodo mengatakan akan memulai proses transisi dari pandemi ke endemi. Presiden menegaskan bahwa Covid-19 tidak akan hilang dalam waktu dekat, maka dari itu masyarakat harus siap hidup berdampingan dengan Covid-19.
Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta sekaligus Dokter Spesialis Paru dan Konsultan, Prof. Dr. Reviono, dr., Sp.P(K) memberikan pandangan terkait apakah dimungkinkan adanya perubahan status pandemi menjadi endemi Covid-19 ? Pandangan tersebut beliau sampaikan saat menjadi narasumber Webinar Strategi Pencegahan Klaster Covid Saat Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas pada Sabtu (12/3/2022). Prof. Reviono menegaskan bahwa sudah lebih dari 2 tahun sejak kasus pertama mengenai Covid-19 resmi didiagnosis, banyak masyarakat yang sudah lelah akan kondisi ini dan berharap untuk segera berakhir. Tidak ada satu pun dari para ahli yang dapat memastikan bagaimana pandemi ini akan berakhir. Kilas balik pandemi flu 1918. Yang bisa jadi gambaran seabad kemudian. Setelah beberapa tahun fatal virus yang menyebabkan pandemi 1918 akhirnya mereda. Ketika kekebalan populasi dari infeksi meningkat, kematian infeksi meningkat, kemudian menurun, dan virus menjadi influenza musiman yang kurang mematikan meskipun keturunannya masih beredar sampai sekarang, Belajar dari pandemi flu 1918, virus tidak mungkin hilang sepenuhnya. Namun, tak menutup kemungkinan virus tersebut, dalam hal ini Covid-19 akan berubah statusnya menjadi endemi. Faktor yang dapat mempengaruhi perubahan status pandemi jadi endemi yakni, kasus stabil atau setidaknya dapat diprediksi. Suatu penyakit dikatakan endemi jika reproduction number stabil pada angka satu, dalam artian satu orang yang terinfeksi rata-rata menginfeksi satu orang lainnya. Kemudian angka kematian yang rendah dan dapat diterima masyarakat. Cakupan vaksinasi yang luas. Para ahli pun mengatakan, peningkatan kekebalan tubuh baik dengan vaksinasi atau infeksi alami, dapat membantu mendorong kita ke endemi dengan Covid-19. Serta munculnya herd immunity yang mana sistem kekebalan mereka tidak akan terkena virus.
Prof. Reviono menjelaskan bahwa Covid-19 berubah menjadi endemi saat ini tengah diupayakan dengan mengusahakan banyak orang mendapatkan perlindungan kekebalan dari vaksinasi. Dengan demikian, penularan akan Covid-19 berkurang dan hanya sedikit yang harus rawat inap juga rendahnya angka kematian meski virus terus beredar. HUMAS FK UNS.
Reporter : Ari Kusbiyanto
Editor : Muh. Dawud
Wartini