fk@fk.uns.ac.id +62 271 664178

Bagian Farmakologi FK UNS Selenggarakan Kegiatan FGD dalam Rangka Pengembangan Aplikasi Mobile Pendeteksi Interaksi Obat


 

Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka pengembangan aplikasi mobile (m-app) Pendeteksi Interaksi Obat (PIO) berbahasa Indonesia. Proyek m-app PIO sendiri didanai dari Program Hibah Lompatan Kreatif UNS 2022.

Kegiatan FGD ini dibagi menjadi 2 tahap. Tahap pertama dilaksanakan pada Rabu (28/09/22) bertempat di Puri Kencono Lorin Hotel Solo yang diikuti oleh berbagai elemen kefarmasian di Solo Raya, meliputi apoteker klinis, apoteker komunitas, dosen farmasi, mahasiswa prodi Profesi Apoteker, perwakilan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), dan perawat klinis. Tahap kedua dilaksanakan pada Rabu (05/10/22) bertempat di Grand Rukmi Lorin Hotel Solo yang dihadiri oleh klinisi dari kalangan dokter spesialis, dokter umum, dosen kedokteran, dan dokter muda UNS stase farmasi.

FGD Tahap 1 menghadirkan Dr. dr. Woro Rukmi Pratiwi, MKes, SpPD, FINASIM dari Departemen Farmakologi & Terapi, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FKKMK UGM) sebagai pembicara. Dr. Woro menyampaikan materi seputar polifarmasi, peresepan irasional dan monitoringnya dalam praktek klinis.

Kegiatan FGD Tahap 1 dibuka oleh Dr. dr. Selfi Handayani, MKes, selaku Wakil Dekan Bidang Perencanaan, Kerjasama, Bisnis dan Informasi FK UNS. Dr. Selfi dalam sambutannya sangat mengapresiasi kegiatan ini. Dijelaskan bahwa melalui skema Hibah Lompatan Kreatif, UNS sangat mendukung upaya inovatif yang mendorong pencapaian indeks kinerja utama (IKU) terutama untuk aspek internasionalisasi, revenue generating products, dan magang mahasiswa. Untuk tahun 2022, sebanyak 6 (enam) proposal dari FK berhasil lolos dengan total pendanaan sebesar 2 milyar rupiah.

Nur Hafidha Hikmayani, dr., M.Clin.Epid., PhD, selaku ketua penyelenggara kegiatan, menambahkan bahwa FGD Tahap 1 ini merupakan salah satu dari serangkaian kegiatan dalam proyek pengembangan m-app PIO. Kegiatan lain yang direncanakan berupa pengiriman staf pengajar untuk mengikuti kursus bersertifikasi seputar farmakovigilansi, penyelenggaraan seri webinar international guest lecture serta lokakarya untuk tim pengembang aplikasi.

Sesi materi oleh Dr. Woro berlangsung seru dan interaktif, terutama ketika ditampilkan contoh riil praktik peresepan yang kurang tepat di klinis, baik peresepan secara manual maupun digital (e-prescribing). Terkait isu polifarmasi, beliau menjelaskan bahwa tidak semua praktik polifarmasi selalu menimbulkan efek negatif, bahkan ada yang sengaja diambil efek positifnya. Namun beliau juga menggarisbawahi bahwa potensi interaksi antarobat memang idealnya harus selalu dicek.

Dalam sesi FGD Tahap 1, peserta menunjukkan antusiasme yang sangat tinggi dengan membagikan pengalaman dalam memanfaatkan laman atau aplikasi PIO berbahasa Inggris saat bertugas sesuai peran masing-masing. Hampir semua apoteker klinis, terutama di bagian rawat inap, rutin melakukan pengecekan terhadap peresepan polifarmasi dan obat-obat dengan jendela keamanan (therapeutic window) yang sempit. Dalam lingkup akademis, polifarmasi dan interaksi obat menjadi materi yang selalu diselipkan dalam kurikulum farmasi dan termasuk yang diujikan dalam OSCE di tahap profesi. Kritik, hambatan dan saran peserta selama menggunakan aplikasi PIO yang tersedia selama ini menjadi bahan masukan yang sangat berharga dalam pengembangan m-app PIO oleh Bagian Farmakologi FK UNS. Rencana kehadiran m-app PIO berbahasa Indonesia yang disesuaikan dengan konteks klinis di Indonesia – yang nantinya akan diberi nama SMartDIO – disambut dengan sangat baik oleh peserta. Mereka sangat berharap agar aplikasi SMartDIO bisa segera terealisasi dan diluncurkan di marketplace agar dapat menunjang kebutuhan tenaga kesehatan maupun tenaga pendidik dalam bekerja. Acara FGD yang dipandu oleh dosen-dosen Bagian Farmakologi berlangsung selama kurang lebih 1 jam. Dr. Setyo Sri Rahardjo, dr., M.Kes. selaku Kepala Bagian Farmakologi FK UNS memberikan simpulan hasil FGD dan menutup acara.

Selanjutnya, Kegiatan FGD Tahap 2 dibuka oleh Dr. Setyo Sri Rahardjo, dr., M.Kes. selaku Kepala Bagian Farmakologi FK UNS.

Sebelum penyampaian materi dimulai, Nur Hafidha Hikmayani, dr., M.Clin.Epid., PhD, selaku ketua penyelenggara kegiatan, menjelaskan sekilas tentang proyek m-App PIO yang sedang dikembangkan oleh Bagian Farmakologi FK UNS bekerja sama dengan Prodi Teknik Informatika Sekolah Vokasi UNS.

Pada sesi materi, Dr. Rizaldy membahas interaksi obat, peresepan elektronik dalam klinis, dan peran digitalisasi dalam meminimalisir risiko interaksi obat. Dalam praktik klinisnya, Dr. Rizaldy memberikan gambaran mengenai contoh riil peresepan elektronik dan alert system terhadap interaksi obat. Beliau mengingatkan bahwa potensi interaksi obat tidak selalu merugikan atau bersifat kontraindikatif sehingga peran digitalisasi menjadi sangat penting bagi klinisi dalam sistem pendukung keputusan klinis dan meminimalisir error.

Dalam kegiatan inti berupa FGD kelompok yang dipandu oleh dosen-dosen Bagian Farmakologi selama kurang lebih 1 jam, peserta menunjukkan antusiasme yang tinggi dengan membagikan pengalamannya dalam memanfaatkan laman atau aplikasi PIO berbahasa Inggris saat bertugas sesuai peran masing-masing. Peserta diskusi menyetujui perlunya aplikasi PIO dalam praktik klinis sebagai alat bantu untuk meningkatkan patient safety dan efisiensi pelayanan. Selain itu, dalam lingkup akademis, aplikasi PIO dapat menjadi salah satu media dalam menunjang pembelajaran profesi, terutama untuk membantu mengasah keterampilan mahasiswa dalam hal peresepan yang tepat dan aman. Acara kemudian ditutup dengan penyampaian ringkasan hasil FGD oleh Dr. dr. Setyo Sri Raharjo, M.Kes.

Selaras dengan FGD Tahap 1 yang diadakan seminggu sebelumnya, peserta FGD Tahap 2 juga menyambut secara antusias pengembangan m-app PIO berbahasa Indonesia oleh Bagian Farmakologi FK UNS. Aplikasi mobil yang dikembangkan tersebut nantinya akan disesuaikan dengan konteks klinis di Indonesia dan akan diberi nama SMartDIO. Pengalaman, kritik, dan saran yang telah disampaikan selama kegiatan FGD Tahap 2 akan menjadi bahan masukan yang sangat berharga dalam pengembangan m-app SMartDIO.

 

Reporter: Muh. Abu Dawud
Editor: Wartini