fk@fk.uns.ac.id +62 271 664178

FK UNS Adakan Lokakarya Integrasi Kompetensi Etika pada Pendidikan Dokter dengan Mengundang Pakar dari Universitas Indonesia


 

Pendidikan etika adalah salah satu hal yang sangat penting untuk diajarkan bagi mahasiswa kedokteran baik jenjang S1 Kedokteran maupun jenjang Profesi Dokter. Hal ini dikarenakan dokter adalah salah satu profesi yang langsung bersinggungan dengan manusia. Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) pada Rabu (21/06/2023) mengadakan Lokakarya Integrasi Kompetensi Etika pada Pendidikan Dokter di Fakultas Kedokteran UNS. Bertempat di Aula Gedung Soetjipto FK UNS, kegiatan ini menghadirkan narasumber dari Universitas Indonesia selain juga dihadiri oleh tenaga pendidik dan Kepala Program Studi di lingkungan FK UNS. Kegiatan ini dilaksanakan secara hybrid (daring dan luring), yang mana sebagian peserta bergabung via Zoom Meeting.

Acara ini dibuka oleh Dekan FK UNS, Prof. Dr. Reviono, dr., Sp.P(K), beliau mengatakan jika penerapan pendidikan etika sangatlah penting bagi mahasiswa kedokteran.

“Pendidikan profesi ini karena sudah berinteraksi dengan manusia, jadi saya kira itu sudah mulai kompleks tentang etika, karena disitu selain proses pendidikan juga ada proses pelayanan kesehatan yang langsung berinteraksi dengan manusia. Saya harap di sini nanti kita bisa mendapatkan masukan tentang implementasi yang sudah diterapkan di Universitas Indonesia,” ucap Prof. Reviono.

Narasumber pada lokakarya ini adalah Dr. Rita Mustika, dr., M.Epid dari Universitas Indonesia yang memberikan sharing tentang implementasi pendidikan etika di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Menurut Dr. Rita, dokter yang dibutuhkan masyarakat saat ini masih seperti sosok dokter yang dihasilkan oleh sekolah kedokteran di jaman dahulu yaitu dokter yang humanis.

“Salah satu langkah sebelum kami membuat kurikulum profesionalisme adalah membuat penelitian tentang dokter yang seperti apa yang dibutuhkan masyarakat. Dan hasilnya adalah sampai saat ini yang dibutuhkan adalah dokter yang mempunyai rasa kemanusiaan yang tinggi, dokter yang humanis,” tutur Dr. Rita.

Lebih lanjut dijelaskan oleh Dr. Rita jika humanis ini artinya mempunyai rasa belas kasih, mementingkan kepentingan pasien lebih dari dirinya, mempunyai pola kolaborasi yang baik serta memiliki rasa empati.

“Hal-hal inilah yang bisa menjadi acuan kita ketika akan membuat sebuah proses pembelajaran untuk mengembangkan profesionalisme mahasiswa kita agar menjadi dokter yang baik nantinya,” jelas Dr. Rita.

Selain secara langsung disampaikan melalui pendidikan etik, adanya role model juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan profesionalisme dalam diri mahasiswa kedokteran.

“Adanya positif influence akan membuat mahasiswa berkembang menjadi seorang dokter yang baik, bisa menggunakan dengan bijak ilmu-ilmu yang dia miliki sehingga membuat dia menjadi seorang dokter professional yang sejati,” ucapnya.

Usai penyampaian materi oleh Dr. Rita, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Peserta yang hadir secara luring maupun yang bergabung via Zoom Meeting sangat antusias dalam sesi tanya jawab ini. Diharapkan melalui lokakarya ini implementasi pendidikan etika di FK UNS akan semakin baik.

Reporter: Muh. Abu Dawud
Editor: Wartini