fk@fk.uns.ac.id +62 271 664178

Tim KKN Tematik FK UNS Desa Ngleses Adakan Sosialisasi Pemanfaatan SDA Desa sebagai MPASI untuk Cegah Stunting


 

Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dilaksanakan oleh seluruh mahasiswa untuk menumbuhkan semangat pengabdian dan kepedulian terhadap masyarakat sekitar terutama bagi mahasiswa S1 Kedokteran yang akan bermanfaat saat menjadi dokter nantinya. Mahasiswa S1 Kedokteran, Fakultas Kedokteran (FK), Universitas Sebelas Maret (UNS) angkatan 2020 telah menjalani KKN Tematik di lima kabupaten salah satunya adalah di Desa Ngleses, Kecamatan Juwangi, Kabupaten Boyolali oleh kelompok 227.

Salah satu kegiatan yang dilaksanakan oleh Tim KKN 227 adalah workshop tentang Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) untuk menurunkan angka stunting di Desa Ngleses. Kegiatan ini dilaksanakan satu hari yakni pada hari Sabtu (05/08/2023) di Balai Desa Ngleses serta dihadiri 20 peserta yang terdiri dari para kader, ibu hamil, serta ibu dengan balita. Adapun latar belakang kegiatan ini dilaksanakan adalah adanya potensi sumber daya alam (SDA) di Desa Ngleses baik yang tumbuh secara alami ataupun ditanam oleh warga setempat yang dapat membantu mencegah stunting sehingga dapat membantu para ibu dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah untuk mencukupi kebutuhan MPASI si kecil.

Kegiatan workshop MPASI diawali dengan adanya evaluasi program Kolaborasi Edukasi Gizi dan Pendampingan Intensif Stunting (KEPITING) dari Puskesmas Juwangi oleh Bekti Larasati, S. Tr. Gz., Ahli Gizi Puskesmas Juwangi. Beliau berharap program evaluasi KEPITING yang diisi workshop MPASI oleh Tim KKN 227 dapat membantu Puskesmas Juwangi dalam menekan angka stunting di Desa Ngleses.

“Kegiatan workshop MPASI yang dibawakan oleh Tim KKN ini sangat bermanfaat bagi Desa Ngleses karena dapat menambah pengetahuan para kader, ibu hamil, dan ibu dengan balita terkait MPASI sehingga bisa membantu program kami dalam menekan angka stunting,” ucap Ahli Gizi yang biasa dipanggil Mbak Laras tersebut.

Acara dilanjutkan dengan pengisian pre-test dan penyampaian materi oleh Tim KKN 227 yaitu Rajasa Fathahillah dan T. Amelia Carolin menggunakan media powerpoint presentation, poster, serta buku resep MPASI yang dibuat sendiri oleh Tim KKN 227. Materi edukasi terdiri dari pentingnya pencegahan stunting pada 1000 hari pertama kehidupan, aturan pemberian MPASI menurut usia, porsi MPASI, gizi pada MPASI, serta pola asuh dalam pemberian MPASI yang baik dan benar. Rangkaian selanjutnya dari kegiatan ini adalah demo memasak MPASI oleh anggota tim KKN 227, Rajasa Fathahillah dan T. Amelia Carolin.

Menu MPASI yang didemokan yakni bubur singkong dengan isian daging dan sayur. Tim KKN 227 memilih menu bubur singkong ini dengan pertimbangan bahan-bahan yang digunakan sering dijumpai di Desa Ngleses antara lain singkong sebagai pengganti nasi, wortel dan bayam sebagai sayuran, serta ikan nila dan daging ayam sebagai protein. Selain itu, Tim KKN 227 juga telah menghitung pengeluaran untuk menu bubur singkong ini yakni Rp 7.500,- untuk 3 porsi sehingga menu ini cukup terjangkau bagi warga setempat. Selain bubur singkong, Tim 227 juga menyiapkan beberapa menu MPASI yang sudah matang antara lain sup, bubur tim, dan puding telur untuk diicip oleh para peserta workshop dan sebagai referensi. Adapun keempat menu tersebut diolah tanpa menggunakan bubuk penyedap maupun gula garam sehingga aman untuk balita.

(Geser untuk foto selanjutnya)

Acara dilanjutkan dengan tanya jawab seputar materi sambil menyajikan menu bubur singkong yang sudah dimasak yang kemudian disantap dengan antusias oleh para balita.

“Sebenarnya rasa makanannya sudah enak, mbak, cuma kurang gurih sedikit. Kita biasanya pakai masako tetapi ini tanpa masako saja sudah enak dan lebih sehat juga,” ucap Dwi Handayani, ibu dari balita yang mencicipi MPASI dari Tim KKN FK UNS 227. 

Rangkaian terakhir kegiatan ini adalah post-test dan pembagian poster terkait “reset week” untuk gerakan tutup mulut pada anak serta buku resep kepada para kader. Buku resep ini diharapkan dapat dijadikan bahan edukasi lanjutan oleh para kader kepada para ibu dengan balita lainnya terkait variasi menu MPASI menggunakan SDA setempat untuk meningkatkan nafsu makan si kecil.

“Kegiatannya sudah berlangsung sangat baik, Mbak/Mas. Kami mengucapkan terima kasih sudah diberikan ilmu terkait MPASI ini karena sebelumnya belum pernah dan ini baru pertama kali jadi sangat menambah pengetahuan,” kata Fitri Hastuti, salah satu kader di Desa Ngleses.

Dengan diadakannya kegiatan workshop MPASI ini, diharapkan para ibu dengan balita dapat memahami lebih lanjut terkait MPASI dan mendapat inspirasi terkait pemanfaatan SDA setempat sebagai bahan MPASI yang bergizi dengan harga terjangkau sehingga angka stunting di Desa Ngleses dapat ditekan.

 

HUMAS FK UNS