Tiga Research Groups dari Fakultas Psikologi dan Fakultas Kedokteran UNS Kembangkan Strategi Pencegahan Pernikahan Dini
Penurunan angka pernikahan dini (child marriage) di Indonesia sebesar 17,54% pada tahun 2022 perlu didukung dan diwujudkan kembali melalui peningkatan partisipasi masyarakat luas. Tidak hanya Indonesia, permasalahan child marriage juga terjadi di Kamboja. Menanggapi permasalahan pernikahan dini pada dua negara tersebut, melalui Program Kemitraan Masyarakat Internasional (PKMI) Universitas Sebelas Maret (UNS) 2023, Research Group (RG) Indigenous Psychology Fakultas Psikologi (Ketua: Dr. Tri Rejeki Andayani, S.Psi., M.Si.), RG Nutrition and Health (Ketua: Dr. Budiyanti Wiboworini, dr., M.Kes., Sp.GK.), dan RG Complementary Alternative and Nursing (Ketua: Dr. Sri Mulyani, S.Kep.Ns.,M.Kes.) dari Fakultas Kedokteran UNS, serta Dr. Nisa Rachmah Nur Anganthi, M.Si., Psikolog dari Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), bermitra dengan Alima Indonesia dan Yayasan Musa Asiah (YASMA) Kamboja mengembangkan strategi pencegahan pernikahan dini pada remaja.
Yayasan Musa Asiah atau YASMA merupakan salah satu yayasan di Kamboja yang aktif dalam pendidikan formal dan informal dan dipimpin oleh Prof. Mohammad Zain Musa, Ph.D. Sementara Alima merupakan Yayasan Pendidikan Insan Alima yang dipimpin oleh Ustadz Abdul Hamid, Al Hafidz, memiliki visi yang sama dengan YASMA, namun masih perlu pendampingan untuk menjalankan misinya dalam mendukung pencegahan pernikahan dini anak di Indonesia.
(Geser untuk foto selanjutnya)
Untuk merumuskan strategi penurunan angka permasalah child marriage tersebut, Tim PKMI mengadakan One Day Workshop secara Hybrid pada 19 Agustus 2023 lalu di UNS Tower dengan mendatangkan empat narasumber. Materi pertama tentang Program Generasi Berencana (GENRE) dan Modul Pembelajarannya, sebagai upaya pencegahan pernikahan dini disampaikan oleh Purwanti, S.K.M., M.Kes., selaku Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A2P2KB) Kota Surakarta. Lalu yang kedua oleh Mufti Addin, S.Pd.,SH., selaku Penyuluh Agama Islam Fungsional (PAIF) Kantor Kementerian Agama Kota Surakarta yang menyampakan materi tentang Program Bimbingan Remaja Usia Sekolah (BRUS) dan Modul Pembelajarannya, sebagai upaya pencegahan pernikahan dini. Narasumber ketiga, Prof. Mohamad Zain Musa, Ph.D., selaku President YASMA Kamboja dengan materi Management and Contribution of Non-formal Education Programs to Prevent Child Marriage. Selanjutnya Ustadz Abdul Hamid, Al Hafidz., selaku Ketua Yayasan Insan ALIMA Indonesia yang menyampaikan visi misi yayasan dan rencana pengembangan Sekolah Pranikah Alima sebagai salah satu upaya menyiapkan generasi siap nikah pada saat yang tepat. Setelah mendapat pembekalan dari para narasumber, para peserta kurang lebih 30 orang dibagi dalam tiga kelompok untuk bekerjasama menyusun modul pencegahan pernikahan dini anak.
(Geser untuk foto selanjutnya)
“Hasil dari kegiatan tersebut akan ditindaklanjuti dengan validasi modul oleh para ahli, dan penerapan modul pada kelompok sasaran, yakni peserta didik di Yayasan Insan Alima dalam sesi Saturday Night yang secara rutin diselenggarakan secara informal oleh Alima,” jelas Dr. Tri Rejeki Andayani, S.Psi., M.Si., selaku Ketua Tim PKMI UNS.
Beliau juga berharap bahwa melalui serangkaian kegiatan ini diharapkan dapat memberi kontribusi yang nyata bagi upaya pencegahan pernikahan dini anak di Indonesia, dimulai dari wilayah Surakarta, Jawa Tengah.
Humas FK UNS