fk@fk.uns.ac.id +62 271 664178

Prodi S1 Kedokteran FK UNS Adakan Workshop Pelatihan Penguatan Mental dan Strategi Belajar Mahasiswa


 

Setiap mahasiswa baru yang memasuki dunia perkuliahan pasti merasakan banyak perbedaan dengan apa yang sebelumnya mereka jalani pada saat belajar di tingkat Sekolah Menengah Atas. Terkadang perbedaan ini membuat mahasiswa baru kesulitan untuk menyesuaikan diri yang bisa mengakibatkan potensi yang dimiliki mahasiswa tidak bisa berkembang dengan optimal. Atas dasar inilah Program Studi S1 Kedokteran Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) mengadakan kegiatan Workshop Pelatihan Penguatan Mental dan Strategi Belajar Mahasiswa.

Kegiatan yang diadakan di Auditorium FK UNS pada Jumat (4/10/2024) ini menghadirkan pembicara dari Universitas Negeri Semarang, Liftiah, S.Psi., M.Si., Ph.D., Psikolog dan diikuti oleh semua mahasiswa Program Studi S1 Kedokteran FK UNS.

Dalam sambutannya, Wakil Dekan Bidang Akademik dan Penelitian FK UNS, Dr. Eti Poncorini Pamungkasari, dr., M.Pd menyampaikan jika kegiatan ini bertujuan untuk membantu mahasiswa baru dalam proses adaptasi dengan model pembelajaran di perguruan tinggi.

(Geser untuk foto selanjutnya)

“Semua orang dimanapun jika memasuki dunia yang baru pasti membutuhkan waktu untuk beradaptasi, nah disini kita hadirkan pakar yang nanti akan memberikan strategi-strategi bagi adik-adik sekalian agar lebih mudah dalam beradaptasi menjalani pembelajaran sebagai mahasiswa kedokteran. Kami harap adik-adik nantinya tidak hanya berprestasi dalam hal akademis namun juga mempunyai prestasi dalam hal non akademis,” ucapnya.

Menurut Liftiah, setiap manusia dalam menjalani kehidupan pasti tidak bisa terlepas dari permasalahan hidup. Untuk mendapatkan solusi atas permasalahan tersebut perlu untuk mengetahui akar permasalahannya. Oleh karena itu emotional control sangat penting untuk menghadapi permasalahan.

“Ada 2 bagian penting dalam emotional control ini, yang pertama bagaimana kita mengidentifikasi perasaan dan emosi anda lalu yang kedua bagaimana kita mengaturnya, control your emotion. Sehingga kalian bisa merespon secara fleksibel dan tidak berlebihan dalam menghadapi sebuah permasalahan. Saat menghadapi kesedihan, maka respon kita tidak berlebihan, begitu pula jika menghadapi kebahagiaan respon kita juga tidak berlebihan,” jelasnya.

Lebih lanjut disampaikan jika emotional control ini penting karena akan berpengaruh pada action yang akan dilakukan seseorang sebagai bentuk respon atas permasalahan yang dihadapi.

(Geser untuk foto selanjutnya)

“Penting untuk bisa mengelola emosi, karena akan berdampak pada pengambilan keputusan kita terhadap suatu masalah. Ada yang mungkin baru terbatas ide-ide di pikiran namun ada pula yang sudah diwujudkan sebagai sebuah aksi dalam merespon suatu masalah. Kalau responnya positif tidak masalah, namun yang dikhawatirkan jika responnya berupa hal negatif yang merugikan diri sendiri bahkan orang lain. Oleh karena itu penting untuk mengelola dan mengontrol emosi kita,” ucapnya.

Peran keluarga, orang terdekat, komunitas dan spiritualitas seseorang dinilai penting dalam pengambilan keputusan dalam menghadapi suatu permasalahan.

“Ketahanan mental tiap orang itu berbeda-beda maka dari itu penting untuk berada di lingkungan yang supportif terhadap diri kita agar suatu saat kita menghadapi permasalahan banyak dukungan positif yang bisa kita dapatkan. Suasana yang kondusif sangat penting didapatkan agar kita dalam menghadapi permasalahan bisa mengelolanya secara positif. Kedekatan dengan keluarga itu juga penting, agar kita bisa sharing tentang permasalahan kita dengan orang yang paling dekat dalam kehidupan kita. Komunitas yang supportif juga penting agar aksi yang kita ambil sebagai respon dari permasalahan kita adalah aksi yang positif,” ucapnya.

(Geser untuk foto selanjutnya)

Selain itu faktor spiritual seseorang juga sangat penting menurut Liftiah. Menurutnya dengan pengetahuan agama yang baik dan keimanan yang kuat bisa membentengi seseorang untuk berbuat buruk.

“Kalau kita sudah menyerahkan semua permasalahan kita kepada Tuhan yang memiliki diri kita, maka beban akan kembali kepada pemiliknya yaitu Tuhan dan yakinlah jika semua permasalahan tersebut akan bisa selesai dengan baik,” ucap Liftiah.

 

Humas FK UNS