Farmakologi FK UNS Adakan Kuliah Pakar “Peluang Pemanfaatan Sediaan Herbal dalam Pelayanan Kesehatan”
Obat herbal merupakan sediaan obat yang berasal dari tumbuhan yang memiliki efek terapi bagi manusia. Berdasarkan data dari World Health Organization, 80% penduduk dunia menggunakan obat herbal untuk mengatasi masalah kesehatannya. Sedangkan, menurut data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018, proporsi masyarakat Indonesia yang memanfaatkan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) sebesar 24,6%. Hal ini menunjukkan besarnya kebutuhan dan minat masyarakat Indonesia terhadap obat herbal. Selain itu, kondisi Indonesia dengan biodiversitas tanaman yang tinggi juga turut meningkatkan peluang pemanfaatan obat herbal di Indonesia. Oleh karena itu, dalam wujud mendukung pemanfaatan herbal di Indonesia, khususnya dalam pelayanan kesehatan, Farmakologi Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) mengadakan kuliah pakar “Peluang Pemanfaatan Sediaan Herbal dalam Pelayanan Kesehatan”.
Kuliah pakar “Peluang Pemanfaatan Sediaan Herbal dalam Pelayanan Kesehatan” dilaksanakan pada hari Sabtu, 26 Oktober 2024 bertempat di Aula Gedung A, Lantai 3, FK UNS. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh mahasiswa angkatan 2021 FK UNS dan civitas akademika Farmakologi FK UNS. Kegiatan diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars UNS. Kemudian, dilanjutkan dengan sambutan dari Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FK UNS, Dr Ratih Dewi Yudhani, dr., M.Sc. Beliau menekankan bahwa saat ini kebutuhan dan minat masyarakat dalam menggunakan obat herbal mengalami peningkatan, sehingga diperlukan pengetahuan lebih pada tenaga kesehatan untuk menunjang hal tersebut. Acara dilanjutkan dengan pemaparan materi dari kedua pembicara mengenai topik diatas dengan dipandu oleh Dr. Setyo Sri Raharjo, dr., M.Kes. selaku moderator.
Pembicara pertama dalam kuliah pakar ini adalah Apt. Wahyu Widayani, S. Si dari PT. Industri Jamu dan Farmasi Sidomuncul Tbk. Beliau menyampaikan materi dengan judul “Perkembangan Industri Herbal Memasuki Sistem Kesehatan Nasional”. Sistem Kesehatan Nasional (SKN) merupakan pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Salah satu subsistem SKN adalah sediaan farmasi dan alat kesehatan, dimana sediaan farmasi ini meliputi obat, bahan obat, dan obat bahan alam. Peluang industri herbal di Indonesia ditunjukkan dengan tingginya potensi bangsa Indonesia, dukungan dari pemerintah, pengakuan internasional, pemanfaatan herbal di pelayanan kesehatan formal, dukungan institusi pendidikan, pengakuan dan kesadaran masyarakat, serta terbukanya pasar lokal dan ekspor. Namun, di sisi lain industri herbal juga memiliki tantangan dan kendala, seperti ekspansi industri farmasi ke produk herbal, regulasi standarisasi yang membutuhkan modal besar, dorongan menuju obat herbal terstandar (OHT) dan fitofarmaka, tingginya produk ilegal, dan persaingan global. Selain itu, beliau menyampaikan bahwa perkembangan industri herbal di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Perkembangan ini harus diimbangi dengan adanya standarisasi mutu, khasiat, dan keamanan produk, serta adanya inovasi produk.
Pembicara kedua dalam kuliah pakar ini adalah dr. Ulfatun Nisa, M. Biomed selaku Kepala UPF Pelayanan Kesehatan Tradisional RS. Dr. Sardjito. Beliau menyampaikan materi yang berjudul “Peluang dan Tantangan Saintifikasi Jamu”. Saintifikasi jamu merupakan usaha pembuktian jamu secara ilmiah agar dapat digunakan oleh tenaga kesehatan pada pelayanan kesehatan formal dalam mendukung upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan paliatif. Tujuan saintifikasi jamu adalah untuk memberikan landasan ilmiah (evidence based) penggunaan jamu, mengembangkan jejaring penelitian jamu berbasis pelayanan, meningkatkan penelitian dan pengembangan jamu untuk mendapatkan bukti ilmiah tentang keamanan dan kemanfaatan jamu, serta meningkatkan penyediaan jamu yang aman, berkhasiat, teruji secara ilmiah, dan dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat maupun pelayanan kesehatan formal.
Acara berikutnya dalam kuliah pakar ini adalah sesi diskusi dan tanya jawab. Seluruh peserta antusias dalam mengajukan pertanyaan dan berdiskusi dengan kedua pembicara. Kuliah pakar ditutup dengan pemberian kenang-kenangan kepada kedua pembicara oleh Kepala Bagian Farmakologi FK UNS, Dr. Setyo Sri Rahardjo, dr., M.Kes.
Humas FK UNS