fk@fk.uns.ac.id +62 271 664178

FK UNS Menggelar Workshop Pengembangan Karir Profesi Dokter


 

Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) menggelar Workshop Pengembangan Karir Profesi Dokter pada Kamis (24/7/2025) di Auditorium FK UNS. Kegiatan ini ditujukan bagi mahasiswa FK UNS untuk memberikan wawasan baru tentang profesi seorang dokter selain menjadi seorang klinisi ataupun akademisi.

Acara yang dibuka oleh Dekan FK UNS, Prof. Dr. Reviono, dr., Sp.P(K), ini menghadirkan dua alumni FK UNS sebagai narasumber yakni dr. Rahmad Asri Ritonga, Deputi Direksi Wilayah IX BPJS Kesehatan dan Luthfi Azizatunnisa, S.Ked., M.PH, Dosen FK-KMK Universitas Gadjah Mada. Acara ini dihadiri oleh 100an mahasiswa S1 Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNS.

Dalam sambutannya, Prof. Reviono mengatakan bahwa sekarang ini sudah banyak profesi yang diisi oleh seorang dokter.

(Geser untuk foto selanjutnya)

“Misalnya juru bicara Kementerian Kesehatan itu seorang dokter dan alumni FK UNS, atau ada yang menjadi kepala daerah seperti Bupati Ngawi, itu juga dokter dan alumni dari sini juga. Ada juga yang jadi influencer atau content creator tentang kesehatan, itu nanti ke depan akan kita undang untuk mengisi acara seperti ini,” ucapnya.

Narasumber pertama, dr. Asri menyampaikan bahwa banyak pilihan bagi mahasiswa kedokteran ke depannya akan berkarir di bidang apa. Menurutnya seorang dokter tidak harus menjadi seorang klinisi atau akademisi namun bisa juga menjalani karir di bidang lain atau malah menjalani pekerjaan di beberapa bidang sekaligus.

“Seperti saya bekerja di BPJS Kesehatan, peran kami di dunia kesehatan mungkin bukan secara langsung menangani pasien, namun mungkin kebijakan-kebijakan yang bisa kami buat atau sistem kesehatan yang bisa kami berikan masukan ini akan membantu pasien-pasien yang membutuhkan itu ditolong oleh klinisi dan kemudian juga memiliki sistem jaminan yang bagus, finansialnya tidak terganggu, dan bisa sembuh. Nah itu bagian dari kontribusi kami di dalam dunia kesehatan,” ucapnya.

 Menurutnya di dalam sistem kesehatan nasional, ada 7 sub sistem di mana seorang dokter bisa masuk ke dalamnya untuk memberikan kontribusinya.

(Geser untuk foto selanjutnya)

“Misalnya di upaya kesehatan baik perorangan maupun masyarakat, bisa menjadi bagian dari Dinas Kesehatan atau Kementerian Kesehatan. Bisa juga di penelitian, banyak sekali yang membutuhkan keilmuan dari seorang dokter ini untuk meneliti. Selanjutnya bisa di masalah sumber daya manusia, jadi bisa masuk kedalam instansi kesehatan untuk mengelola SDM agar tenaga kesehatan ini bisa dikelola dengan baik. Di pembiayaan, nah ini yang kami jalani saat ini, mengabdi pada BPJS Kesehatan, ada pula yang di BPJS Ketenagakerjaan dan masih banyak lagi,” jelasnya.

Narasumber kedua, Luthfi Azizatunnisa, menjelaskan jika perubahan zaman telah mengubah juga cara pikir mahasiswa kedokteran dalam menentukan cita-citanya.

“Mungkin adik-adik sekarang cita-citanya ingin menjadi klinisi atau akademisi, namun karir selanjutnya seiring waktu mungkin akan berubah apalagi dengan perubahan jaman seperti sekarang. Mungkin saat ini mulai banyak yang tertarik dengan profesi kekinian seperti digital health innovator, jadi konten kreator atau influencer serta mungkin bisa menjadi penulis,” ucapnya.

Baginya tidaklah penting profesi apa yang akan dijalani seseorang namun bagaimana profesi tersebut bisa membawa kebermanfaatan bagi masyarakat dan tetap membawa kemajuan bagi dunia kesehatan di Indonesia.

(Geser untuk foto selanjutnya)


Humas FK UNS