Kolegium Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Lakukan Monev Persiapan Pembukaan PPDS Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi FK UNS

Dengan adanya perubahan demografis yaitu semakin banyaknya kasus penuaan dan meningkatnya penyakit yang tidak menular serta tingginya angka kecelakaan dan cidera menimbulkan beban fungsional yang besar pada populasi. Rehabilitasi medik bukan sekedar layanan pasca penyakit namun juga memulihkan fungsi, mencegah kecacatan permanen dan memfasilitasi integrasi sosial ekonomi bagi pasien.
Sekitar 1191 dokter spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (KFR) terdaftar di Indonesia pada tahun 2025 dan dengan jumlah populasi di Indonesia sejumlah 284 juta jiwa itu berarti setara dengan 4 dokter spesialis KFR per 1 juta penduduk Indonesia. Rasio jumlah dokter spesialis KFR tersebut dirasa masih belum memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Untuk mendorong percepatan produksi dokter spesialis ini, Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) berencana membuka Program Pendidikan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (PPDS KFR).
Menanggapi rencana tersebut, Kolegium Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Indonesia menugaskan Prof. Dr. Hening Laswati, dr., Sp.K.F.R., K.R.(K) dan dr. Erna Setiawati, Sp.K.F.R., K.R.(K)., M.Si.Med untuk melakukan monitoring dan evaluasi terhadap proses persiapan pembukaan Prodi Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi FK UNS.
![]() |
![]() |
![]() |
(Geser untuk foto selanjutnya)
Kegiatan monev yang bertempat di auditorium FK UNS pada Kamis (27/11/2025) ini diawali dengan pemaparan profil FK UNS oleh Dekan FK UNS, Prof. Dr. Reviono, dr., Sp.P(K) dilanjutkan dengan presentasi dari Bagian Rehabilitasi Medis oleh Dr. Desy K. Tandiyo, dr., Sp.K.F.R. Setelah presentasi dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab serta peninjauan langsung sarana prasarana yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi dan Rumah Sakit UNS.
Dalam sambutannya, Prof. Reviono menyampaikan bahwa dengan berdirinya PPDS KFR ini merupakan kontribusi nyata dari FK UNS dalam membantu pemerintah mengatasi permasalahan kurangnya dokter spesialis di Indonesia.
“Saya berharap prodi KFR ini segera berdiri karena prodi ini merupakan salah satu profesi pelayanan yang strategis, ada banyak layanan lain yang berhubungan erat dengan layanan KFR. Hal ini juga sejalan dengan harapan dari Kementerian Kesehatan tentang percepatan produksi dokter spesialis di Indonesia,” ucapnya.
![]() |
![]() |
![]() |
(Geser untuk foto selanjutnya)
Setelah melihat langsung sarana dan prasarana di kedua Rumah Sakit Pendidikan yang dimiliki oleh FK UNS, Prof. Hening sangat mengapresiasi kesiapan FK UNS dalam rencana pembukaan prodi KFR.
“Saya sangat apresiasi kesiapannya, mulai dari kesiapan FK UNS sendiri ataupun dari kedua Rumah Sakit Pendidikannya. Variasi kasus dan jumlah pasiennya juga cukup banyak sehingga layak untuk dijadikan sebagai lahan pendidikan. Rehabilitasi ini kan memang dibutuhkan oleh hampir semua layanan ya, jadi seperti neuro, bedah, anak dan lainnya membutuhkan layanan rehabilitasi medis. Sehingga jika di rumah sakit ini dijadikan lahan pendidikan sebetulnya justru akan membantu pelayanan di rumah sakit ini,” ucapnya.
![]() |
![]() |
![]() |
(Geser untuk foto selanjutnya)
Humas FK UNS
english 












