fk@fk.uns.ac.id +62 271 664178

DAPATKAH SEROLOGI MENJADI ALAT DIAGNOSTIK UTAMA TUBERKULOSIS?


Reviono

Bagian/SMF Paru FK UNS/RSUD Dr. Moewardi Surakarta

Abstrak

Pemeriksaan diagnosis tuberkulosis saat ini dilakukan berbagai cara mulai dari yang paling sederhana sampai cara yang cukup canggih. Pemeriksaan mulai dari data klinis gejala dan tanda klinis pasien, rontgen dada, pemeriksaan hapusan dahak langsung, kultur bakteri, pemeriksaan serologi, sitokin, sampai tingkat yang lebih canggih lagi yaitu amplifikasi asam nukleat ataupun polymerase chain reaction.

Alat diagnostik yang ideal setidaknya memiliki karakteristik : cepat, sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi, tidak mahal, reproducible (dalam berbagai kondisi), praktis dan bila memungkinkan dapat menyediakan data sensitivitas obat. Selain itu alat diagnostik yang baik mampu membedakan TB laten dan TB aktif. Sampai saat ini belum ada alat diagnostik yang mampu memenuhi karakteristik tersebut.

Pemeriksaan serologi saat ini terus dikembangkan. Meskipun belum menjadi alat pemeriksaan yang utama, pemeriksaan serologi dipakai sebagai pemeriksaan penunjang apabila pemeriksaan lainnya menunjukkan hasil yang meragukan. Beberapa masalah yang ada saat ini adalah belum ditemukan antigen yang sensitif dan spesifik untuk M. tuberculosis. Antigen yang baik adalah yang mampu membedakan bukan TB, TB laten dan TB aktif baik pada kasus TB paru BTA (+), BTA (-) maupun TB ekstraparu. Selain itu juga dibutuhkan persyaratan cepat, praktis dan tidak mahal.
index penelitian dosen